Agar Burung Hasil Tangkapan Mau Makan Voer sebenarnya kalau di bilang itu mudah-mudah sulit he... mudah kok sulit ya :)
Untuk melatih burung yang kita dapatkan dari hasil tangkapan atau yang masih liar agar makan voer, saya ada sedikit pengalaman yang mungkin bisa membantu anda. Bahkan nantinya anda juga bisa membuat jinak burung liar tadi. Untuk melakukan hal tersebut, anda harus pastikan dahulu kalau ditempat anda mudah mencari atau membeli kroto. Karena dalam hal ini, yang perlu dilatih adalah burung yang biasanya hidup dengan memakan serangga. Misalnya kacer, cendet, murai batu dll. Khusus untuk cendet, biasanya sudah bisa dilatih jika masih piyik. Kalau sudah dewasa tetapi dalam kondisi liar, maka perlu juga dilatih dengan cara berikut. Dalam urusan melatih burung liar agar makan voor, saya biasa gunakan voor ber-merk Kroto Kristal atau Chirpy. Jadi saya sarankan anda menggunakan salah satu dari voor dengan merk tadi karena kualitasnya yang baik. Selanjutnya anda perlu siapkan ulat hongkong, untuk pakan keseharian sementara. Dan cukup anda pastikan kalau di tempat anda mudah mendapatkan kroto.
- Langkah pertama adalah, ambil sedikit voor (misal: 2 sendok makan), kemudian tumbuk agak halus. Saya sendiri biasanya menumbuk dengan cara memasukkan sedikit voor ke dalam kantong plastik yang anti sobek (bekas kemasan voor) kemudian saya tumbuk dengan palu.
- Langkah kedua, ambil sedikit kroto yang sudah dibersihkan dari induk kroto atau yang mati kemudian campur dengan voor yang sudah ditumbuk tadi. Remas-remas sampai kroto bercampur dengan voor sehingga tampak sedikit samar. Dengan pencampuran ini diharapkan burung akan tanpa sengaja memakan voor sedikit demi sedikit atau agar terbiasa merasakan “rasa” voor tadi.
- Langkah ketiga, membuat susunan pakan pada wadah pakan. Tuangkan sedikit voor atau secukupnya pada wadah pakan. Selanjutnya tambahkan diatasnya voor yang sudah tercampur dengan kroto tadi. Dan bagian paling atas, taburkan kroto segar sedikit saja.
Melalui cara diatas, burung pastinya akan memulai makan kroto dahulu. Ketika kroto mulai habis, maka biasanya burung mulai memilah-milah antara kroto dan voor. Diharapkan nantinya burung akan terpaksa makan voor yang sudah bercampur dengan kroto. Untuk antisipasi agar burung tidak kelaparan, maka diperlukan ulat hongkong tadi. Berikan ulat hongkong secukupnya pada wadah pakan tersendiri. Jadi kebutuhan ulat hongkong juga perlu diperhatikan. Berikan takaran, misal 3 kali sehari dengan porsi yang sama. Yang penting teratur atau tidak sampai terlambat untuk menghindari resiko kematian. Anda harus rajin melakukan cara diatas dan rajin mengikuti perkembangannya. Hasilnya bisa kita perhatikan pada kotoran burung tadi. Jika masih makan ulat atau kroto, biasanya kotoran burung tersebut masih tampak putih dan tercecer tak berbentuk. Sedangkan jika sudah mulai makan kroto yang tercampur voor, biasanya kotoran tampak mulai menggumpal dan menunjukkan warna voor yang anda gunakan.
Jika sudah mulai makan voor yang tercampur dengan kroto, sedikit demi sedikit anda kurangi kroto segarnya. Dan anda harus rajin melihat langsung, apakah si burung benar-benar mulai mematuk biji-biji voor dan langsung menelannya. Kalau sudah yakin si burung menelan voor yang utuh tanpa membuangnya, maka sebaiknya mulai berikan voor murni tanpa kroto dan hentikan pemberian ulat hongkong. Sebagai nutrisi tambahan, berikan 2 atau 3 ekor jengkerik yang sudah dibuang kepala dan kaki-kakinya, tetapi ini tergantung burungnya juga. Biarkan kebiasaan burung makan voor ini berlalu minimal 2 minggu dan kalau hendak memberikan kroto segar lagi, sebaiknya berikan pada wadah khusus kroto seperti yang tersedia di pasaran. Jika anda sudah berhasil dengan cara diatas atau membuat si burung mau makan voor, disinilah kesempatan anda menjinakkan si burung. Caranya, berikan satu persatu ulat hongkong langsung lewat tangan anda. Cukup pegang ulat hongkong dengan jari anda dan dekatkan pada sangkar atau sekiranya si burung bisa mematuk atau menyambarnya.
Jika burung masih tampak kabur atau ketakutan, anda bisa mulai melepaskan ulat hongkong ke sangkarnya. Kadang kita perlu pamerkan kerumunan ulat hongkong kepada si burung agar burung tadi tertarik dan mulai berani mendekat. Saya sendiri biasanya menaruh sangkar yang berisi burung yang dilatih dibawah atau di lantai dan memamerkan kerumunan ulat hongkong. Biasanya sedikit demi sedikit, si burung mulai berani mendekat. Bahkan kadang mulai berani mendekat saat kita tidak memegang wadah pakan ulat hongkong sekalipun, seakan si burung berharap dikasih. Cara seperti ini sudah saya sering lakukan dan sering berhasil, walaupun kadang diwarnai kegagalan alias burungnya mati. Kegagalan tersebut dipicu kecerobohan saya memberikan ulat hongkong dalam jumlah besar dimana si burung belu lama beralih makan voor. Sehingga burung tadi melupakan voor yang sebelumnya sudah mau dimakannya. Burung yang berhasil contohnya, Glatik Watu atau Glatik Selo. Saking “cumbu”nya atau saking jinaknya, saya sering menggoda Glatik watu tersebut dengan tangan saya dimana si burung mulai menari-nari dan ketika jari saya mendekat langsung dipatuk oleh Glatik tadi. Bahkan ketika memasukkan tangan ke sangkar pernah langsung dicengkeram dan dipatuk. Sayangnya Gltik Watu milik saya mati karena ulah tetangga, dimana tetangga saya tadi memberikan jengkerik melebihi porsi. Saya sendiri tidak menyangka dan tertegun karena Glatik Watu tadi mau dan memakan sedikit demi sedikit atau memakan dengan cara mencabiknya sedikit demi sedikit. Keesokan harinya, ternyata Glatik Watu tadi tampak mulai sakit, tampak diam dan matanya sering terpejam dan akhirnya mati.
Hal itu dikarenakan Glatik Watu milik saya tidak pernah sekalipun makan jengkerik. Dalam hal ini, si burung tidak terbiasa dengan panas yang dihasilkan protein tinggi dari jangkrik atau overdosis. Apalagi pakan Glatik Watu yang asli adalah biji-bijian, bukan serangga. Burung lain yang berhasil saya latih adalah Sirpu Kuning yang terkenal lincah dan suara merdunya. Burung ini saya dapatkan cuma-cuma dari tetangga karena tetangga saya tadi sudah putus asa untuk menjinakkan Sirpu tadi, tetapi lewat tangan saya, Sirpu tadi berhasil saya jinakkan. Dan masih banyak burung lain yang berhasil saya latih dengan cara-cara diatas, Mantenan, Sikatan dll. Demikian tips dari saya, semoga berguna buat anda yang ingin melatih burung agar makan voor dan sekaligus menjinakkannya.
Agar Burung Hasil Tangkapan Mau Makan Voer sebenarnya kalau di bilang itu mudah-mudah sulit he... mudah kok sulit ya :)
Untuk melatih burung yang kita dapatkan dari hasil tangkapan atau yang masih liar agar makan voer, saya ada sedikit pengalaman yang mungkin bisa membantu anda. Bahkan nantinya anda juga bisa membuat jinak burung liar tadi. Untuk melakukan hal tersebut, anda harus pastikan dahulu kalau ditempat anda mudah mencari atau membeli kroto. Karena dalam hal ini, yang perlu dilatih adalah burung yang biasanya hidup dengan memakan serangga. Misalnya kacer, cendet, murai batu dll. Khusus untuk cendet, biasanya sudah bisa dilatih jika masih piyik. Kalau sudah dewasa tetapi dalam kondisi liar, maka perlu juga dilatih dengan cara berikut. Dalam urusan melatih burung liar agar makan voor, saya biasa gunakan voor ber-merk Kroto Kristal atau Chirpy. Jadi saya sarankan anda menggunakan salah satu dari voor dengan merk tadi karena kualitasnya yang baik. Selanjutnya anda perlu siapkan ulat hongkong, untuk pakan keseharian sementara. Dan cukup anda pastikan kalau di tempat anda mudah mendapatkan kroto.
- Langkah pertama adalah, ambil sedikit voor (misal: 2 sendok makan), kemudian tumbuk agak halus. Saya sendiri biasanya menumbuk dengan cara memasukkan sedikit voor ke dalam kantong plastik yang anti sobek (bekas kemasan voor) kemudian saya tumbuk dengan palu.
- Langkah kedua, ambil sedikit kroto yang sudah dibersihkan dari induk kroto atau yang mati kemudian campur dengan voor yang sudah ditumbuk tadi. Remas-remas sampai kroto bercampur dengan voor sehingga tampak sedikit samar. Dengan pencampuran ini diharapkan burung akan tanpa sengaja memakan voor sedikit demi sedikit atau agar terbiasa merasakan “rasa” voor tadi.
- Langkah ketiga, membuat susunan pakan pada wadah pakan. Tuangkan sedikit voor atau secukupnya pada wadah pakan. Selanjutnya tambahkan diatasnya voor yang sudah tercampur dengan kroto tadi. Dan bagian paling atas, taburkan kroto segar sedikit saja.
Melalui cara diatas, burung pastinya akan memulai makan kroto dahulu. Ketika kroto mulai habis, maka biasanya burung mulai memilah-milah antara kroto dan voor. Diharapkan nantinya burung akan terpaksa makan voor yang sudah bercampur dengan kroto. Untuk antisipasi agar burung tidak kelaparan, maka diperlukan ulat hongkong tadi. Berikan ulat hongkong secukupnya pada wadah pakan tersendiri. Jadi kebutuhan ulat hongkong juga perlu diperhatikan. Berikan takaran, misal 3 kali sehari dengan porsi yang sama. Yang penting teratur atau tidak sampai terlambat untuk menghindari resiko kematian. Anda harus rajin melakukan cara diatas dan rajin mengikuti perkembangannya. Hasilnya bisa kita perhatikan pada kotoran burung tadi. Jika masih makan ulat atau kroto, biasanya kotoran burung tersebut masih tampak putih dan tercecer tak berbentuk. Sedangkan jika sudah mulai makan kroto yang tercampur voor, biasanya kotoran tampak mulai menggumpal dan menunjukkan warna voor yang anda gunakan.
Jika sudah mulai makan voor yang tercampur dengan kroto, sedikit demi sedikit anda kurangi kroto segarnya. Dan anda harus rajin melihat langsung, apakah si burung benar-benar mulai mematuk biji-biji voor dan langsung menelannya. Kalau sudah yakin si burung menelan voor yang utuh tanpa membuangnya, maka sebaiknya mulai berikan voor murni tanpa kroto dan hentikan pemberian ulat hongkong. Sebagai nutrisi tambahan, berikan 2 atau 3 ekor jengkerik yang sudah dibuang kepala dan kaki-kakinya, tetapi ini tergantung burungnya juga. Biarkan kebiasaan burung makan voor ini berlalu minimal 2 minggu dan kalau hendak memberikan kroto segar lagi, sebaiknya berikan pada wadah khusus kroto seperti yang tersedia di pasaran. Jika anda sudah berhasil dengan cara diatas atau membuat si burung mau makan voor, disinilah kesempatan anda menjinakkan si burung. Caranya, berikan satu persatu ulat hongkong langsung lewat tangan anda. Cukup pegang ulat hongkong dengan jari anda dan dekatkan pada sangkar atau sekiranya si burung bisa mematuk atau menyambarnya.
Jika burung masih tampak kabur atau ketakutan, anda bisa mulai melepaskan ulat hongkong ke sangkarnya. Kadang kita perlu pamerkan kerumunan ulat hongkong kepada si burung agar burung tadi tertarik dan mulai berani mendekat. Saya sendiri biasanya menaruh sangkar yang berisi burung yang dilatih dibawah atau di lantai dan memamerkan kerumunan ulat hongkong. Biasanya sedikit demi sedikit, si burung mulai berani mendekat. Bahkan kadang mulai berani mendekat saat kita tidak memegang wadah pakan ulat hongkong sekalipun, seakan si burung berharap dikasih. Cara seperti ini sudah saya sering lakukan dan sering berhasil, walaupun kadang diwarnai kegagalan alias burungnya mati. Kegagalan tersebut dipicu kecerobohan saya memberikan ulat hongkong dalam jumlah besar dimana si burung belu lama beralih makan voor. Sehingga burung tadi melupakan voor yang sebelumnya sudah mau dimakannya. Burung yang berhasil contohnya, Glatik Watu atau Glatik Selo. Saking “cumbu”nya atau saking jinaknya, saya sering menggoda Glatik watu tersebut dengan tangan saya dimana si burung mulai menari-nari dan ketika jari saya mendekat langsung dipatuk oleh Glatik tadi. Bahkan ketika memasukkan tangan ke sangkar pernah langsung dicengkeram dan dipatuk. Sayangnya Gltik Watu milik saya mati karena ulah tetangga, dimana tetangga saya tadi memberikan jengkerik melebihi porsi. Saya sendiri tidak menyangka dan tertegun karena Glatik Watu tadi mau dan memakan sedikit demi sedikit atau memakan dengan cara mencabiknya sedikit demi sedikit. Keesokan harinya, ternyata Glatik Watu tadi tampak mulai sakit, tampak diam dan matanya sering terpejam dan akhirnya mati.
Hal itu dikarenakan Glatik Watu milik saya tidak pernah sekalipun makan jengkerik. Dalam hal ini, si burung tidak terbiasa dengan panas yang dihasilkan protein tinggi dari jangkrik atau overdosis. Apalagi pakan Glatik Watu yang asli adalah biji-bijian, bukan serangga. Burung lain yang berhasil saya latih adalah Sirpu Kuning yang terkenal lincah dan suara merdunya. Burung ini saya dapatkan cuma-cuma dari tetangga karena tetangga saya tadi sudah putus asa untuk menjinakkan Sirpu tadi, tetapi lewat tangan saya, Sirpu tadi berhasil saya jinakkan. Dan masih banyak burung lain yang berhasil saya latih dengan cara-cara diatas, Mantenan, Sikatan dll. Demikian tips dari saya, semoga berguna buat anda yang ingin melatih burung agar makan voor dan sekaligus menjinakkannya.
0 Response to "Agar Burung Tangkapan Makan Voer"
Posting Komentar